Dalam khutbahnya, KH. Shohib Soim menekankan bahwa kenikmatan terbesar yang harus disyukuri adalah kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan. “Banyak saudara kita yang tahun lalu masih bersama kita, namun kini mereka telah tiada. Maka, jika Allah masih memberi kita umur untuk menyambut Ramadhan, itu adalah nikmat yang luar biasa,” ujarnya.
Beliau mengajak jamaah untuk meningkatkan rasa syukur dengan memperbanyak ibadah dan kebaikan. Syukur bukan sekedar ucapan, namun harus diwujudkan dalam bentuk amal shaleh, seperti memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, serta menunaikan zakat dan sedekah.
Selain itu, KH. Shohib Soim juga mengingatkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya hingga seribu kali lipat. “Satu kebaikan yang kita lakukan di bulan suci ini akan mendapatkan balasan berkali-kali lipat dari Allah. Maka, jangan sia-siakan kesempatan ini,” tegasnya.
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga niat dalam beribadah, sebab amalan yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah akan bernilai lebih besar.
Khutbah yang disampaikan KH. Shohib Soim ini memberikan semangat kepada jamaah untuk menyambut Ramadhan dengan penuh kesiapan, baik secara spiritual maupun amal perbuatan. Seusai khutbah, jamaah pun melanjutkan ibadah shalat Jumat dengan penuh kekhusyukan.
Seusai menunaikan shalat Jumat di Masjid A-Nahdla Margomulyo pada 14 Maret 2025, KH. Shohib Soim, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Bojonegoro, melanjutkan penyampaian wasiat kepada para jamaah. Dalam wasiatnya, beliau menguraikan enam perkara yang oleh Allah SWT disembunyikan dalam enam hal, sebagaimana yang diriwayatkan dari Sayyidina Umar RA.
KH. Shohib Soim membacakan sabda Sayyidina Umar RA yang menyatakan bahwa Allah SWT merahasiakan beberapa hal dalam kehidupan manusia:
إِنَّ اللهَ كَتَمَ سِتَّةً فِى سِتَّةٍ :
كَتَمَ الرِّضَا فِى طَاعَةٍ
وَكَتَمَ اْلغَضَبَ فِى مَعْصِيَةٍ
وَكَتَمَ لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ
وَكَتَمَ اَوْلِيَاءَهُ فِيْمَا بَيْنَ النَّاسِ
وَكَتَمَ الْمَوْتَ فِى اْلعُمْرِ
وَكَتَمَ الصَّلَاةَ اْلوُسْطَى فِى الصَّلَوَاتِ
Dalam penjelasannya, beliau menguraikan enam hal tersebut sebagai berikut:
Allah merahasiakan ridha-Nya dalam perbuatan taat.
“Kita tidak tahu amal mana yang paling diridhai oleh Allah, maka kita harus selalu melakukan ketaatan dengan penuh keikhlasan tanpa memilih-milih,” jelasnya.
Allah merahasiakan murka-Nya dalam perbuatan maksiat.
“Bisa jadi satu dosa kecil yang kita anggap sepele ternyata sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu menghindari kemaksiatan mengecilkan apa pun,” lanjutnya.
Allah merahasiakan Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
“Agar kita tidak hanya beribadah pada satu malam tertentu saja, Allah merahasiakan Lailatul Qadar supaya kita bisa hidup dalam beribadah sepanjang bulan Ramadhan,” ujarnya.
Allah merahasiakan wali-wali-Nya di tengah manusia.
“Bisa jadi seseorang yang kita anggap biasa sebab ternyata adalah kekasih Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati dan berbuat baik kepada semua orang,” pesan beliau.
Allah menyisipkan kematian di sepanjang umur manusia.
“Tidak ada yang tahu kapan ajal akan tiba. Maka, hendaknya kita selalu dalam keadaan siap dengan memperbanyak amal ibadah,” tegasnya.
Allah merahasiakan shalat Wustha dalam shalat lima waktu.
“Agar kita menjaga semua shalat dengan baik, Allah menyembunyikan shalat Wustha di antara lima waktu shalat fardhu,” tutupnya.
Dengan menyampaikan wasiat ini, KH. Shohib Soim mengingatkan jamaah agar selalu meningkatkan kualitas iman dan ibadah, khususnya menjelang bulan Ramadhan. Suasana masjid pun dipenuhi dengan rasa haru dan semangat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
0 Post a Comment:
Posting Komentar