Dalam khutbahnya, Gus Luthfie mengangkat tema tentang optimisme dalam menghadapi dinamika kehidupan, sebagaimana tertuang dalam naskah khutbah resmi yang beliau bawakan. Beliau menegaskan bahwa setiap manusia pasti melewati masa sulit dan masa lapang, namun seorang muslim wajib menghadapinya dengan kesabaran, keteguhan iman, dan prasangka baik kepada Allah SWT.
Mengutip firman Allah dalam QS. Asy-Syarh ayat 5–6:
“Fa inna ma’al ‘usri yusrā. Inna ma’al ‘usri yusrā.”"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
Gus Luthfie mengingatkan bahwa ujian hidup adalah keniscayaan, namun Allah selalu menyediakan jalan keluar bagi hamba yang sabar dan bertawakal. Dalam khutbahnya juga disebutkan tentang pentingnya memelihara akal, sebagai anugerah Allah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dengan akal, manusia dapat mengolah, berproses, dan memaknai setiap peristiwa dalam hidupnya.
Beliau mengajak jamaah untuk tidak mudah berputus asa, serta menata niat dalam mencari rezeki dan menjalani kehidupan dunia secara seimbang dengan orientasi akhirat.
Usai pelaksanaan shalat Jum’at, Gus Luthfie meluangkan waktu untuk ramah tamah bersama pengurus Takmir Masjid An-Nahdla. Suasana hangat dan penuh keakraban terlihat saat beliau berdiskusi ringan mengenai keberlangsungan kegiatan keagamaan di masjid. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama, sebagai bentuk dokumentasi sekaligus penguatan ukhuwah di lingkungan masjid.
Khutbah dan pertemuan tersebut diharapkan mampu menambah semangat jamaah dan takmir masjid dalam memakmurkan rumah Allah serta membangun optimisme dalam menjalani kehidupan sehari-hari.







0 Post a Comment:
Posting Komentar